Twitter, sebuah media
sosial yang sekarang sedang marak digunakan orang di berbagai penjuru
dunia, terutama Indonesia. Menurut berita dari detik.com, pengguna
akun twitter di Indonesia hingga saat ini mencapai 30 juta. Tak
heran, di Indonesia, twitter difungsikan untuk berbagai kepentingan.
Mulai dari bercerita tentang kehidupan sehari- hari, mempromosikan
suatu produk atau organisasi, sampai berdiskusi mengenai hal- hal
yang sedang hangat hingga situs ini sering menjadi media pertama yang
menyebarkan suatu berita, mendahului berita televisi apalagi surat
kabar cetak.
Salah satu hal unik dari
penggunaan twitter adalah penulisan sastra. Hal yang unik karena
sastra fiksi ini dituliskan di situs mikroblog yang setiap posting
dibatasi tidak lebih dari 140 karakter. Akun twitter sastra yang
terkenal di Indonesia adalah @fiksimini. Hingga saat ini, pengikut
akun ini berjumlah 100.223 akun. Admin sekaligus mediator dari akun
ini pun sastrawan terkenal yang masih relatif muda yakni Agus Noor
dan Clara Ng.
Sebenarnya apa yang
menarik dari sastra di twitter? Toh, penikmat karya sastra di negeri
ini jumlahnya relatif sedikit dibandingkan dengan pemirsa televisi.
Dan apa menariknya tulisan fiksi yang panjangnya tidak bisa melebihi
dua kalimat? Setelah membaca linimasa @fiksimini, sastra ala twitter
ternyata memiliki pesona tersendiri.
Sastra, khususnya prosa
biasanya dikenal dengan bentuknya yang berupa tulisan panjang. Bahkan
sebuah cerpen pun umumnya sepanjang antara 1.000 hingga 20.000 kata.
Lantas fiksi yang kurang dari 1.000 kata disebut fiksi kilat. Mungkin
tren fiksi kilat ini dimulai dari satu tulisan fenomenal sastrawan
terkenal Ernest Hemingway yang hanya terdiri dari enam kata. 'Dijual:
Sepatu bayi. Belum pernah dipakai.' . Tulisan yang ringkas dan tak
dapat dianalisis unsur-unsurnya ini justru memancing imajinasi dan
pemahaman tertentu dari pembacanya sehingga memancing kesan yang
lebih mendalam. Ternyata pengklasifikasian karya sastra yang
diajarkan di masa sekolah tak melulu dijadikan patokan dalam menulis
fiksi, apalagi di dunia maya. “Faktanya, kepercayaan populer yang
sering diedarkan media adalah bahwa teknologi baru secara radikal
juga mempengaruhi bahasa, dan di beberapa kasus, menghancurkan bahasa
yang 'layak'.” (Thurlow dkk., 2004:118). Dalam kasus ini, media
elektronik yakni internet, khususnya lewat situs twitter telah
menawarkan gaya penulisan sastra baru yang tidak lazim.
Akun twitter @fiksimini
yang lebih dari dua tahun dibentuk telah berhasil menghadirkan
kesegaran dalam dunia sastra di Indonesia yang kini minim gagasan.
Lewat tantangan menulis sependek mungkin namun semenohok mungkin,
orang- orang yang kicauannya ditampilkan linimasa memang pantas
dibaca. Simak salah satu tweet menarik di @fiksimini yang berkaitan
dengan topik selebtwit atau orang yang aktif di twitter. @commaditya
tanggal 14 Oktober 2012 menulis: BISU. Jarinya hilang. Jika
dikaitkan dengan topik, pembaca pasti mengerti kalau si tokoh bisa
menjadi bisu bukan karena gangguan pita suara, namun dia tak bisa
lagi menyuarakan pikiran di twitter lantaran tak bisa mengetik karena
jarinya hilang. Sastra yang sejak dulu diyakini bisa turut
menyuarakan protes politik pun dihidupkan oleh @fiksimini lewat topik
#PresidenKeMana, jadi twitter pun bisa digunakan untuk menyuarakan
pendapat dengan cara yang elegan. Hal semacam ini bisa disebut
perilaku audiens aktif, yang berarti orang-orang membuat keputusan
aktif bagaimana menggunakan media, antara lain untuk berkomunitas dan
berkarya seperti di @fiksimini.
Twitter yang mudah
diakses setiap hari menjadikan komunitas menulis yang dinaungi akun
ini senantiasa terjaga. Menulis adalah hak dan kesenangan yang bisa
dilakukan setiap orang. Terlepas dari segala persyaratan menulis
karya fiksi, Rosenheim (1960) menyatakan bahwa elemen yang paling
menyolok dari sebuah karya fiksi adalah substansinya. Setidaknya
@fiksimini telah membuktikan, ukuran bukan penentu kualitas sebuah
karya sastra.
Daftar Pustaka:
Littlejohn, Stephen W,
2002, Theories of Human Communication, Belmont, CA: Wadsworth
Group.
Rosenheim, Edward W,
1960, What Happens In Literature, Chicago: The University of
Chicago Press.
Thurlow, C, Lengel, L,
dan Tomic A, 2004, Computer Mediated Communication, London:
Sage Publications.
Sumber dari internet:
Haryanta, K, 2008, Konsep
Dasar: Cerita Pendek,
http://menuliscerpen-menulis-cerpen.blogspot.com/,
diakses tanggal 14 Oktober 2012.
Munawwaroh, 2012, 2 Juta Akun Twitter Aktif di Indonesia Setiap
Hari, Tempo 14 Oktober 2012 diakses dari
http://www.tempo.co/read/news/2012/10/14/061435542/2-Juta-Akun-Twitter-Aktif-di-Indonesia-Setiap-Hari
tanggal 14 Oktober 2012.
Purwanti, T, 2011,
Fiksimini, Komunitas Sastra yang Lahir dari Twitter, Kompas
26 September 2011 diakses dari
http://tekno.kompas.com/read/2011/09/26/22565585/Fiksimini..Komunitas.Sastra.yang.Lahir.dari.Twitter
tanggal 14 Oktober 2012.
Redaksi
Cybersastra, 2012, Perkembangan Sastra di Twitter,
http://cybersastra.org/2012/02/perkembangan-sastra-di-twitter/,
diakses tanggal 14 Oktober 2012.
sastradunia,
2011, Lima Hukum Cerpen
Edgar Allan Poe (Esai),
http://sastradunia.wordpress.com/2011/05/20/lima-hukum-cerpen-edgar-allan-poe-esai/,
diakses
tanggal 14 Oktober 2012.
Twitter
@fiksimini, https://twitter.com/search?q=%40fiksimini&src=typd,
diakses tanggal 14 Oktober 2012.
WIRED
Magazine, 2006, Very Short Stories, WIRED
Magazine 14 November 2006
diakses dari http://www.wired.com/wired/archive/14.11/sixwords.html
tanggal 14 Oktober 2012.
Komentar
Posting Komentar