Kisah dari Pulau #1

Dermaga Pintu Masuk Pulau Maratua via Kampung Teluk Harapan

Beberapa waktu yang lalu, saya melaksanakan ‘tugas pengabdian’ sebagai konsekuensi akademis dari kampus tempat saya belajar. Istilah populernya KKN. Beruntung, kampus saya memiliki program KKN yang relatif bagus karena menyediakan lokasi literally dari Sabang sampai Merauke. Kesempatan itu banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk meraih sudut-sudut Indonesia yang sebelumnya tak terbayangkan. Termasuk saya. Saya sejak awal sudah mengangankan untuk mencari lokasi di luar Pulau Jawa. Motivasinya simpel, ingin mendapat pengalaman melihat sudut Indonesia yang tak terbayangkan sebelumnya.

                Keberuntungan menyertai. Melalui sebuah seleksi, saya mendapatkan lokasi di sebuah pulau terluar dan terdepan Indonesia, Pulau Maratua. Pulau ini secara administratif terletak di Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur. Sungguh tak terbayangkan mengarungi laut Sulawesi melewati gugusan Kepulauan Derawan untuk sampai di pulau yang berbatasan dengan wilayah laut Filipina ini.

                Saya tak bisa melupakan pengalaman pertama singgah di pulau serupa tapal kuda ini. Waktu itu tim kami sempat terhambat 2 hari tak bisa menyeberang karena laut Sulawesi sedang ganas. Kapal kayu teroleng-oleng oleh gelombang setinggi hampir tiga meter yang menyebabkan penumpang dan nakhoda dari Tanjung Batu gentar mengarungi sekitar 5-6 jam perjalanan. Akhirnya kami pun kembali ke pulau Kalimantan. Esoknya kami berhasil diseberangkan menggunakan speedboat yang mampu melompat-lompat di atas gelombang. Sekitar 2 jam, dalam rembang senja kami melihat segaris hamparan nyiur di kejauhan. Sebuah tanah datar yang luas dibandingkan pulau-pulau kecil yang telah kami lewati selama perjalanan. Sebuah dermaga kayu menyambut kami. .. Pada hari itulah cerita ‘perjalanan’ dan ‘pengabdian’ kami dimulai..